Rabu, 08 Juni 2011

PRURIGO


1.   ANATOMI FISIOLOGI

KULIT TERBAGI MENJADI 3 LAPISAN
1.      EPIDERMIS
Terbagi atas 4 lapisan:
a)      Lapisan basal / stratum germinativum
  • terdiri dari sel – sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
  • Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
  • Lapisan terbawah dari epidermis.
  • Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari sinar matahari.
b)      lap. Malpighi/ stratum spinosum.
  • Lapisan epidermis yang paling tebal.
  • Terdiri dari sel polygonal
  • Sel – sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.

c)      lap. Granular / s. granulosum.
  • Terdiri dari butir – butir granul keratohialinyang basofilik.
d)     lapisan tanduk / korneum.
  • Terdiri dari 20 – 25 lapis sel tanduk tanpa inti.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
  1. Mengusir mikroorganisme patogen.
  2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
  3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel yaitu :
1. Sel merkel.
Fungsinya belum dipahami dengan jelastapi diyakini berperan dalam pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
2. Sel langerhans.
Berperan dalam respon – respon antigen kutaneus.
Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.

2. DERMIS (korium)
  • merupakan lapisan dibawah epidermis.
  • Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:pars papilaris.( terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen DAN Retikularis YG Terdapat banyak p. darah, limfe, dan akar rambut, kelenjar kerngat dan k. sebaseus.

3. JARINGAN SUBKUTAN ATAU HIPODERMIS / SUBCUTIS.
  • Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
  • Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
  • Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
  • Sebagai bantalan terhadap trauma.
  • Tempat penumpukan energi.
4. RAMBUT.
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut :
a. rambut terminal ( dapat panjang dan pendek.)
b. Rambut velus( pendek, halus dan lembut).

Fungsi rambut
  1. melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
  2. menyarig udara.
  3. serta berfungsi sebagai pengatur suhu,
  4. pendorong penguapan kerngat dan
  5. indera peraba yang sensitive.
Rambut terdiri dari akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel keratin ) Bagian dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil. Terdapat 2 fase :
1. Fase pertumbuhan (Anagen)
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela. Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun. 90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu saat.

2. Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung + 4 bulan, rambut mengalami kerontokan 50 – 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya. Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, dsbt Piloereksi. Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin . Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hgormon seks( rambut wajah, janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh H. Androgen. Kuantitas dan kualitas distribusi ranbut ditentukan oleh kondisis Endokrin. Hirsutisme (pertumbuhan rambut yang berlebihan pada S. Cushing(wanita).

5. KUKU
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Berfungsi mengangkat benda – benda kecil. Pertumbuhan rata- rata 0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18 bulan.
KELENJAR – KELENJAR PADA KULIT
1. Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak.
2. Kelenjar keringat
Diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.
Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dll.
b. kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada folkel rambut.
Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan berkurang pada sklus haid. K.Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa yang menghasilkan serumen(wax).
Pembuluh darah dan syaraf.
Pembuluh darah kulit terdiri dari 2 bagian :
1. Anyaman pembuluh nadi kulit luar yang terdapat antara stratum papilaris dan stratum reticularis.
2. Anyaman pembuluh nadi kulit dalam. Yang terdapat anatara corneum dan subcutis. Pembuluh- pembuluh darah ini diperkirakan mensuplay 1/3 kebutuhan darah pada kulit.
Peredaran darah pada kulit banyak /sedikitnya dipengaruhi oleh vasodilatasi dan vasokontraiksi akibat :
- Rangsangan dingin, panas,nyeri ,emosi,
- Vasodilatasi maka aliran darah ke permukaan kulit menjadi meningkat sehingga konduksi panas akan terjadi.
- Pembuluh darah berkontriksi akan menurunkan aliran darah ke permukaan kulit dalam upaya mempertahankan panas tubuh.
Persyarafan pada kulit.
Syaraf spinal yang menuju ke permukaan tubuh terdiri dari syaraf
sensorik dan syaraf motorik.
- Syaraf sensorik menerima rangsangan dari berbagai aksi yang datang dari luar terdapat di bagian epidermis.
- Syaraf motorik , berguna untuk mengerakkan alat-alat yang terdapat pada kulit .
- Sympatis dan para sympahatis.
FUNGSI KULIT SECARA UMUM.
1. SEBAGAI PROTEKSI.
  • Masuknya benda- benda dari luar(benda asing ,invasi bacteri.)
  • Melindungi dari trauma yang terus menerus.
  • Mencegah keluarnya cairan yang berlebihan dari tubuh.
  • Menyerap berbagai senyawa lipid vit. Adan D yang larut lemak.
  • Memproduksi melanin mencegah kerusakan kulit dari sinar UV.

2. PENGONTROL/PENGATUR SUHU.
  • Vasokonstriksi pada suhu dingn dan dilatasi pada kondisi panas peredaran darah meningkat terjadi penguapan keringat.
3 proses hilangnya panas dari tubuh:
  • Radiasi: pemindahan panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah.
  • Konduksi : pemindahan panas dari ubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh.
  • Evaporasi : membentuk hilangnya panas lewat konduksi
  • Kecepatan hilangnya panas dipengaruhi oleh suhu permukaan kulit yang ditentukan oleh peredaran darah kekulit.(total aliran darah N: 450 ml / menit.)
3. SENSIBILITAS
  • mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan dan rabaaan.

4. KESEIMBANGAN AIR
  • Sratum korneum dapat menyerap air sehingga mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subcutan.
  • Air mengalami evaporasi (respirasi tidak kasat mata)+ 600 ml / hari untuk dewasa.
5. PRODUKSI VITAMIN.
  • Kulit yang terpejan sinar Uv akan mengubah substansi untuk mensintesis vitamin D.




2.   PENGERTIAN
Prurigo secara umum adalah penyakit kulit yang ditandai dengan gangguan kulit berbentuk papula dan nodul (ukurannya bervarisai), berwarna kecoklatan hingga kehitaman (hiperpigmentasi), kronis (berlangsung lebih 6 minggu) dan bersifat kumat-kumatan (residif).


3.   ETIOLOGI
Hingga kini, penyebab Prurigo belum diketahui. Diduga berhubungan dengan faktor emosional. Hal ini dilandasi fakta bahwa rasa gatal muncul terutama ketika penderita Prurigo mengalami stress atau ketegangan emosional.
4.  TANDA dan GEJALA
 Tanda-tanda umum yang kerap dijumpai pada Prurigo, antara lain:
ü  Dijumpai lesi berbentuk papula dan nodul, berjumlah tunggal (Prurigo Simplex) maupun multiple (banyak).
ü  Penebalan dan hiperpigmentasi sehingga Prurigo berwarna kecoklatan hingga kehitaman.
ü  Gatal pada saat-saat tertentu, terutama ketika penderita mengalami ketegangan psikis.
ü  Lokasi tersering timbulnya Prurigo adalah anggota badan (ekstrimitas), terutama di permukaan bagian depan paha dan tungkai bawah hingga kaki.
ü  Ukuran lesi bervariasi, menebal, keras, berwarna merah kecoklatan hinggga kehitaman. Adakalanya mengalami pengelupasan di permukaan lesi.


5.   PENATALAKSANAAN
Mengingat bahwa penyebab pasti timbulnya Prurigo belum diketahui, maka pengobatan lebih ditujukan untuk meredakan keluhan (simptomatis) dan meminimalisir bekasnya.
Obat-bat yang lazim digunakan pada Prurigo, diantaranya:
  • Antihistamin, untuk meredakan gatal, misalnya: Loratadine 10 mg atau Cetirizine 10 mg, diminum 1×1. Obat ini relatif tidak mengantuk dibanding antihistamin jenis lain.
  • Obat topikal ( krim, salep, gel ): steroid anti-inflamasi.
  • Injeksi dengan steroid intralesi. Pada umumnya menggunakan Triamcinolone asetonide. Dosis rata-rata: 0,5 – 1 cc hingga maksimal 5 cc setiap sekali pengobatan.
6.   KLASIFIKASI
KOCSARD membagi prurigo menjadi 2 kelompok :
I. Prurigo simpleks
II. Dermatosis pruriginosa
I.PRURIGO SIMPLEKS
Prurigo papul ditemukan pada berbagai tingkat usia dan paling sering pada orang dengan usia pertengahan.
Tempat yang sering terkena ialah badan dan bagian ekstensor ekstremitas.Muka dan bagian kepala yang berambut juga dapat terkena tersendiri atau bersama-sama dengan tempat lainnya.
Lesi biasanya muncul dalam kelompok-kelompok sehingga papul-papul,vesikel-vesikel dan jaringan-jaringan parut sebagai tingkat perkembangan terakhir dapat terlihat pada saat yang bersamaan.
Beberapa variasi prurigo pernah dilaporkan.Prurigo melanotik Pierini dan Borda terjadi pada wanita usia pertengahan,berupa pruritus bersamaan dengan sirosis biliaris primer.Lesi berupa hiperpigmentasi retikular,sangat gatal,terutama mengenai badan.
Pengobatannya simtomatik,diberikan obat untuk mengurangi gatal baik sistemik maupun topikal.
II.DERMATOSIS PRURIGINOSA
Pada kelompok penyakit ini prurigo papul terdapat bersama-sama dengan urtika,infeksi piogenik,tanda-tanda bekas garukan,likenifikasi dan eksematisasi.Termasuk dalam kelompok penyakit ini antara lain ialah : strofulus,prurigo kronik multiformis Lutz dan prurigo Hebra.
a.Strofulus
Penyakit ini juga dikenal sebagai urtikaria papular,liken urtikatus dan strofulus pruriginosis.Sering dijumpai pada bayi dan anak-anak.Papul-papul kecil yang gatal tersebar di lengan dan tungkai,terutama menganai bagian ekstensor.Lesi mula-mula berupa urticated papules yang kecil.Akibat garukan menjadi ekskoriasi dan mengalami infeksi sekunder atau likenifikasi.
Lesi-lesi muncul kembali dalam kelompok,biasanya pada malam hari.Tetapi lesi dapat bertahan sampai 12 hari.Semua tingkatan perkembangan dan regresi papul-papul dapat dilihat pada saat yang bersamaan.Serangan dapat berlangsung bulanan sampai tahunan.Biasanya tidak disertai pembesaran KGB maupun gejala konstitusi.
Urtikaria papular merupakan reaksi hipersensitifitas terhadap gigitan fleas (kutu berkaki 6 dapat melompat), gnats (agas,sejenis nyamuk yang kecil hitam),nyamuk,kutu,dan yang tersering ialah kepinding.
Pengobatan mencakup pemberantasan serangga,terutama fleas (cat & dog fleas dan kuman fleas) serta kutu busuk.Tempat-tempat tidur binatang peliharaan,lemari,sela-sela rumah,permadani dan perkakas rumah tangga disemprot dengan insektisida.Secara topikal penderita diberi losio antipruritus.Krim kortikosteroid juga dapat dipakai.Antihistamin peroral dapat menghilangkan rasa gatal.


b.Prurigo kronik multiformis Lutz
Kelainan kulitnya berupa papul prurigo disertai likenifikasi dan eksematisasi.Penderita juga mengalami pembesaran KGB.Pengobatan bersifat simtomatik.
c.Prurigo Hebra
Prurigo Hebra adalah yang tersering didapat.
Pengertian
Prurigo Hebra adalah penyakit kulit kronik dimulai sejak bayi atau anak.Kelainan kulit terdiri atas papul-papul miliar berbentuk kubah yang sangat gatal dan lebih mudah diraba daripada dilihat.Tempat terutama di daereah ekstremitas bagian ekstensor.
Epidemiologi
Sering terdapat pada keadaan sosio-ekonomi dan higiene yang rendah.Umumnya terdapat pada anak.Penderita wanita lebih banyak daripada laki-laki.
Etiologi dan Patogenesis
Penyebabnya yang pasti belum diketahui.Umumnya ada saudara yang juga menderita penyakit ini,karena itu ada yang menganggap penyakit ini herediter.
Sebagian ahli berpendapat bahwa kulit penderita peka terhadap gigitan serangga,misalnya nyamuk.Mungkin antigen atau toksin yang ada dalam ludah serangga menyebabkan alergi.Disamping itu juga terdapat beberapa faktor yang berperan,antara lain : suhu,investasi parasit (misalnya Ascaris dan Oxyuris).Juga infeksi fokal misalnya tonsil atau saluran cerna,endokrin,alergi makanan.Pendapat lain mengatakan penyakit ini didasari faktor atopi.
Gejala Klinis
Sering dimulai pada anak berusia diatas 1 tahun.Kelainan yang khas adalah adanya papul-papul miliar tidak berwarna,berbentuk kubah,lebih mudah diraba daripada dilihat.Garukan menimbulkan erosi,ekskoriasi,krusta,hiperpigmentasi dan likenifikasi.Jika telah kronik,tampak kulit yang sakit lebih gelap kecoklatan dan berlikenifikasi.
Tempat predileksi di ekstremitas bagian ekstensor dan simetris,dapat meluas ke bokong dan perut,muka dapat pula terkena.Biasanya bagian distal lengan dan tungkai lebih parah daripada bagian proksimal.Tungkai lebih parah daripada lengan. KGB regional biasanya membesar,tidak nyeri,tidak bersupurasi,pada perabaan teraba lebih lunak. Pembesaran tersebut disebut bubo prurigo.
Bila penyakitnya ringan disebut prurigo mitis,hanya terbatas di ekstremitas bagian ekstensor dan sembuh sebelum akil balik.Jika penyakit lebih berat disebut prurigo feroks (agria),lokasi lesi lebih luas dan berlanjut hingga dewasa.
Histopatologi
Gambaran histopatologi tidak khas,sering ditemukan akantosis,hiperkeratosis,edema pada epidermis bagian bawah,dan dermis bagian atas.Pada papul yang masih baru terdapat pelebaran pembuluh darah,infiltrasi ringan sel radang sekitar papul dan dermis bagian atas.Bila telah kronik,infiltrat kronis ditemukan di sekitar pembuluh darah serta deposit pigmen di bagian basal.
Diagnosis Banding
Sebagai diagnosis banding adalah skabies.Pada skabies,gatal terutama pada malam hari.orang-orang yang berdekatan juga terkena.Kelainan kulit berupa banyak vesikel dan papul pada lipatan-lipatan kulit.
Pengobatan
Dengan menghindari hal-hal yang berkaitan dengan prurigo,yaitu menghindari gigitan nyamuk atau serangga,mencari dan mengobati infeksi fokal,memperbaiki higiene perseorangan maupun lingkungan.Pengobatan berupa simtomatik yaitu mengurangi gatal dengan pemberian sedativa.Contoh pengobatan topikal ialah dengan sulfur 5-10% dapat diberi dalam bentuk bedak kocok atau salap.Untuk mengurangi gatal dapat diberikan mentol 0,25-1% atau kamper 2-3%.Bila terdapat infeksi sekunder diberikan antibiotik topikal.Kadang dapat diberi steroid topikal bila kelainan tidak begitu luas.

Prognosis
Sebagian besar akan senbuh spontan pada usia akil balik.

Selain itu masih ada prurigo lain yang sebenarnya tergolong salah satu bentuk neurodermatitis,yaitu prurigo nodularis.
PRURIGO NODULARIS

1.  Pengertian
Adalah penyakit kronik,pada orang dewasa,ditandai adanya nodus kutan yang gatal,terutama terdapat di bagian ekstensor.
Prurigo nodularis merupakan penyakit kulit dengan karakteristik adanya nodul yang gatal yang biasanya muncul pada tangan dan kaki yang kemudian dapat berkembang menjadi bentuk likenifikasi maupun multipel ekskoriasi yang timbul akibat adanya garukan. Prurigo belum diketahui secara pasti penyebabnya dan nodul yang tampak dapat membuat kita mengenalinya sebagai nodul pada liken simpleks kronik.
Adapun sinonim dari prurigo nodularis antara lain prurigo nodularis hyde,dan picker’s nodul.
2.      Epidemiologi
Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur mulai dari anak-anak antara umur 5 sampai 75 tahun, tetapi biasanya terjadi pada usia dewasa 30 – 50 tahun, dan dapat terjadi laki-laki dan wanita, tetapi lebih sering dilaporkan terjadi pada wanita terutama pada umur pertengahan. Individu dengan prurigo nodularis dapat dibagi menjadi kelompok atopik dan non atopik. Pada kelompok penderita dermatitis atopik, prurigo nodularis terjadi pada usia yang lebih muda yaitu usia 19 – 24 tahun dan kejadian reaktifitas terhadap berbagai alergen lingkungan yang tinggi. Sebaliknya pasien-pasien prurigo nodularis tanpa atopik terjadi pada usia yang lebih tua yaitu usia 48 – 62 tahun tanpa adanya hipersensitivitas terhadap alergen lingkungan.
3.      Etiologi
Etiologi prurigo nodularis tidak diketahui secara pasti. Stress emosional dapat menjadi faktor kontribusi pada beberapa kasus. Sekitar 65-80% terjadi pada pasien-pasien atopik. Pada pasien-pasien ini onsetnya terjadi lebih awal meskipun tidak ada erupsi eksematous yang tampak. Pada 20% kasus terjadi setelah gigitan serangga. Sangat penting untuk mempertimbangkan kemungkinan adanya gangguan sistemik yang mendasari seperti limfoma, gagal ginjal, disfungsi hepatik, penyakit malabsorpsi seperti kekurangan zat besi. Penyakit ini dianggap sebagai neurodermatitis sirkumskripta bentuk nodular atipik.
4.      Patogenesis
Stimulus yang mendasari terjadinya prurigo nodularis adalah pruritus. Eosinofil yang mengandung eosinophil cationic protein yang berasal dari neurotoxin meningkat dalam dermis. Protein dasar memiliki kemampuan mendegranulasi sel-sel mast. Sel-sel langerhans S-100 dan HLA-DR lebih banyak di dalam dermis.
Jumlah saraf yang mengandung CGRP imunoreaktif dan SP meningkat di dalam dermis. Deplesi SP yang ditunjukkan dengan confocal laser scanning microscopy berkaitan dengan perbaikan prurigo nodularis yang mendukung peranan neuropeptida. Jumlah saraf yang menunjukkan somatostatin imuno reaktif, VIP, peptida histidin-isoleusin, galanin dan neuropeptida Y sama pada liken simplex kronik, prurigo nodularis dan kulit normal.
Diperkirakan bahwa proliferasi saraf berasal dari trauma mekanik, contohnya yaitu menggaruk. SP dan CGRP dapat melepaskan histamin dari sel mast yang akan meningkatkan pruritus. Membran sel schwann dan sel perineurium menunjukan peningkatan ekpresi faktor pertumbuhan saraf p75 yang kemungkinan menimbulkan hiperplasia neural, pada papilla dermal dan dermis bagian atas, alpha-melanosit-stimulasi hormon (α -MSH)-like imunoreactivity terlihat didalam sel-sel endotel kapiler. Meskipun peranan dari α-MSH pada prurigo nodularis belum diketahui, kemungkinan fungsinya dalam imunosupresi terhadap inflamasi kutaneous.
5.      Gejala Klinis
Merupakan penyakit kulit kronik dan terutama mengenai wanita. Lesi berupa nodus,dapat tunggal atau multipel,mengenai ekstremitas terutama pada permukaan anterior paha dan tungkai bawah.Lesi sebesar kacang polong atau lebih besar,keras dan berwarna merah atau kecoklatan.Bila perkembangannya sudah lengkap maka lesi akan berubah menjadi verukosa atau mengalami fisurasi.
Prurigo Nodularis adalah suatu nodul pada tempat di mana terjadi garukan yang terus-menerus. Lesinya berupa nodul yang berbentuk kubah, dimana permukaannya sering mengalami erosi dengan skuama dan krusta. Ukurannya bervariasi mulai dari beberapa milimeter hingga 2 sentimeter. Lesi multipel tersebar pada ekstremitas. Kulit diantaranya dapat normal atau menunjukkan perubahan berupa eritema, skuama, ekskoriasi, likenifikasi serta perubahan pigmen post inflamasi. Pada prurigo nodularis, pasien akan merasa gatal yang hebat pada tempat yang beda pada tubuh dan tidak dapat mengontrol keinginan untuk menggaruk atau menggosok daerah tersebut sehingga pada kulit sering nampak bekas garukan. Pruritus kadang datang dalam beberapa menit sampai beberapa jam dan kemudian akan berhenti secara spontan.
6.   Test Diagnostik
Laboratorium
Jika diduga terdapat suatu penyakit sistemik pemeriksaan darah lengkap dengan analisis differensial, profil kimia darah yang mencakup tes fungsi ginjal dan hati, tes fungsi tiroid dan radiografi dada dapat dilakukan. Level Ig E pada serum dapat meningkat pada prurigo nodularis atopik namun normal pada prurigo nodularis non atopik.

7.      Histologi
Tampak ortokeratosis, hipergranulosis, hiperkeratosis, akantosis dan hiperplasia epidermal dengan elongasi reguler rete ridges, limfosit makrofag dan fibroblas. Terdapat pula konfigurasi berbentuk kubah, profilerasi sel-sel Schwann dan hiperplasia neural. Papillomatosis dan proliferasi yang ireguler di epidermis kemungkinan juga bisa di temukan.
8.      Penatalaksanaan
Prurigo nodularis merupakan suatu kondisi kronik yang agak susah untuk diterapi. Walaupun demikian, terapi yang diberikan memiliki sasaran untuk mengobati/merawat keadaan-keadaan lain yang muncul dan membuat hidup pasien lebih nyaman. Pasien mungkin masih bisa menerima perubahan dari segi kosmetik tapi rasa gatal yang timbul lebih memotivasi pasien untuk mengobatinya.
Saat ini belum ada terapi yang memberikan hasil yang efektif, tetapi beberapa terapi mungkin bisa dicoba.

v Antipruritus
Gatal adalah gejala yang umum yang harus di kontrol sedini mungkin. Obat yang bisa digunakan anti histamin yang juga sebagai anxiolitik. Produk seperti hydroxyzine, dipenhydramine, chlorpheniramine, atau promethazine bisa berguna. Trisiklik anti depressant bisa menjadi alternatif lain untuk mengontrol gatal karena kuatnya H1 mengikat senyawa ini. Doxepin atau amitriptiline bisa berguna baik dengan dosis tunggal atau dosis yang terbagi.

v Glukokortikoid
Terapi topikal steroid, dengan metode oklusi dapat mengurangi inflamasi. Steroid topikal yang sangat kuat dapat dipergunakan dalam waktu singkat. Apabila terapi topikal tidak efektif maka glukokortikoid intralesi dapat dicoba. Biasanya dipakai suspensi triamsinolon asetonid 2,5 sampai 12,5 mg per ml. Dosisnya 0,5 sampai 1 ml per cm2 dengan maksimum 5 ml untuk sekali pengobatan. Pengawasan harus dilakukan untuk menghindari penggunaan berlebihan dari steroid intra lesi ataupun steroid dengan potensi kuat karena dapat menyebabkan efek samping berupa atropi dan striae.
v Produk Tar
Tar dan ekstrak tar mempunyai kegunaan sebagai anti inflamasi yang poten, meskipun onset kerjanya lebih lambat dibandingkan dengan glukokortikoid. Produk ini dapat digunakan bersama dengan steroid topikal. Bila steroid tidak digunakan, maka preparat tar ini harus digunakan dengan emolient karena tar membuat kulit kering. Produk tar ini berbau tidak sedap dan mewarnai pakaian. Efek samping lainnya termasuk folikulitis, fotosensitisasi dan dermatitis kontak. Terapi kombinasi dengan tar, steroid, dan diiodohydroxiquine terbukti berguna pada terapi kelainan ini.

v Konsultasi psikiatrik
Kebanyakan pasien ini menderita dari problem psikologik bila keadaan ini sudah dapat dikontrol secara psikologis ataupun farmakologis maka kondisi akan teratasi.

v Antibiotik
Pasien-pasien ini sangat rentan terhadap infeksi sekunder Staphylococcus aureus merupakan patogen utama sehingga dibutuhkan pemberian antibiotik. Salep antibiotik digunakan di lesi individual yang terinfeksi, antibiotik oral (biasanya eritromisin dengan dosis 4x 500 mg sehari) diindikasikan untuk infeksi sekunder yang signifikan.

v Pengobatan lainnya
Capsaicin krim dengan dosis 0,025-0,03% 4-6 kali sehari digunakan untuk mengurangi gatal dan rasa perih. Calcipotriol ointment (mengandung vitamin D3) dengan dosis 0,05 mg/dl 2 kali sehari dapat lebih efektif daripada steroid topikal pada beberapa kasus. Fototerapi (UVB dan PUVA) yang dikombinasikan dengan pengobatan topikal dan pengobatan oral dilaporkan memberikan pengobatan yang efektif. Cryotherapy dengan nitrogen cair membantu mengurangi gatal dan mengecilkan lesi. Pulsed dye laser dapat mengurangi vaskularisasi lesi. Thalidomide (110-200 mg/hari) merupakan obat lain yang dapat digunakan dan cukup efektif dalam kasus ini, namun karena efek teratogeniknya sehingga penggunaannya jarang.
Lesi kulit memberi respons cepat terhadap penyuntikan kortikosteroid intralesi.Biasanya dipakai suspensi triamsinolon asetonid 2,5-12,5 mg per ml.Dosis 0,5-1 ml per cm2 dengan dosis maksimum 5ml untuk sekali pengobatan.Pengobatan lain dengan talidomid dosis 2 x 100 mg perhari dan pengobatan dilanjutkan sampai 3 bulan.
9.      Prognosis
Prognosis untuk prurigo nodularis bervariasi, tergantung dari penyebab gatal dan status psikologi dari pasien. Perbaikan pada pruritus dapat diperoleh dengan jalan terapi penyakit yang mendasari. Penyakit ini bersifat kronis dan setelah sembuh dengan pengobatan biasanya residif.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
I. Biodata
• Identitas klien : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,tanggal
MRS,tanggal pengkajian,diagnostic medic.
• Identitas penanggung : nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,hubung
An dengan klien.

II. Riwayat kesehatan
• Keluhan utama
Merupakan gambaran yang dirasakan klien sehingga datang ke RS untuk menerima pertolongan dan mendapatkan perawatan serta pengobatan.
• Riwayat kesehatan sekarang


• Riwayat kesehatan masa lalu
Merupakan riwayat kesehatan yang berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan klien.apakah alergi terhadap zat makanan,cuaca,obat-obatan,dsb.
• Riwayat kesehata keluarga
Memuat riwayat adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama adakah anggota keluarga yang menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram klien.
Diagnosa Keperawatan
a)      Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan fungsi kulit.
b)      Anxietas berhubunga dengan kurang pengetahuan tentang penyakitnya.
c)      Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan gatal.
d)     Gangguan citra tubuh berhubungan dengan lesi dan nodul pada kulit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar